Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Tahap perkembangan anak di sekolah dasar menuju masa kedewasaannya dipengaruhi oleh aspek-aspek yang unik yang dimulai dari dalam diri anak tersebut, lingkungan yang ada di sekitar kehidupannya, dan juga di lingkungan sekolahnya. Ketiga aspek itu tidak dapat dipisahkan karena
memang peoses belajar pada anak sekolah dasar terjadi dalam konteks interaksi anak dengan lingkungan dimana anak berada. Hal tersebut dapat diartikan bahwa faktor lingkungan sangat dominan atau berpengaruh besar terhadap perkembangan anak di sekolah dasar. Hal ini senada dengan pendapatnya menurut Piaget (1950), bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori kognitif).
Menurut Piaget, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata,
yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman
terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek
tersebut berlangsung melalui proses asimilasi, yaitu menghubungkan objek
dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran anak yang kemudian
diakomodasikannya. yaitu dengan proses memanfaatkan konsep-konsep dalam
pikirannya untuk menafsirkan objek yang dilihatnya. Kedua proses
tersebut jika berlangsung secara terus-menerus maka akan membuat anak
tersebut dari pengetahuan lama dan pengetahuan barunya akan menjadi
seimbang. Melalui cara tersebut maka anak secara bertahap dengan
sendirinya dapat membangun pengetahuannya melalui interaksi yang didapat
akan ia dapatkan di lingkungan sekitar dimana ia berada.
Dalam
pendapatnya, Piaget membagi perkembangan berpikir anak ke dalam
tahapan-tahapan sebagaimana berikut ini yaitu : usia 0-2 tahun (tahap
sensorimotor), 2-7 tahun (tahap praoperasional), 7-11 tahun (tahap
operasi konkret), dan usia 11 tahun lebih (tahap operasi formal). Pada
rentang usia tersebut dan setiap tahapan ini menunjukkan sebuah perilaku
yang unik, dinamis, dan menjadi ciri psikologis dari perilaku belajar
anak.
Anak
pada usia Sekolah Dasar yaitu antara usia 7-11 tahun, berada pada tahap
operasi konkret. Pada usia-usia inilah, tingkah laku anak biasanya
seperti : (1) anak memandang dunia secara objektif, (2) anak mulai
berpikir secara operasional, (3) anak mulai mempergunakan cara
berpikirnya secara operasioanal untuk mengklasifikasikan benda-benda
yang ada di sekitarnya, (4) anak dapat membentuk dan menggunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah secara sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) anak sudah dapat memahami
konsep substansi, panjang, lebar, tinggi, luas, rendah, dan berat.
Beranjak dari tahapan anak secara operasional, tingkah laku anak yang
paling penting adalah untuk diarahkan dalam bertindak dengan akal yang
baik, sehat, dan tidak mengarah kepada tingkah laku yang menyimpang.
pada tahap praoperasional anak lebih dominan untuk bertindak atas
perbuatannya, tanda disadari anak dapat bertindak di luar aturan atau
norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu, penanaman perilaku budi pekerti
pada anak tahap ini sangat penting untuk dididik, dilatih dan
dibimbing. Pada tahap praoperasional inilah di harapkan anak pada usia
sekolah dasar senantiasa selalu diberi motivasi, semangat dan penekanan
yang tidak berlebih, dan menyalurkan sesuai dengan bakat dan minat
siswa. hal itu tentu bertujuan agar supaya perkembangan belajar anak di sekolah dasar atau pada tahap ini anak dapat berpikir dengan nalarnya sendiri ke arah hal-hal yang positif dan berguna sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di sekolah dasar.
Konkret,
integratif, dan hierarkis merupakan kecenderungan belajar pada anak
usia Sekolah Dasar. Konkret memiliki makna, bahwa proses belajar
beranjak dari hal-hal yang konkret yaitu hal-hal yang dapat dilihat,
didengar, dibaui, dan diraba. dengan integratif yang memiliki arti bahwa
pada usia anak Sekolah Dasar, anak sekolah dasar belum mampu untuk
memilah-milah konsep dari berbagai ilmu dan pengalaman yang didapat dari
lingkungannya sehari. namun lebih jauh, anak sekolah dasar lebih sering
berpikir secara deduktif yaitu dari hal-hal yang bersifat umum ke
bagian demi bagian. Sedangkan hierarkis dimaknai bahwa perkembangan anak
Sekolah Dasar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang
sifatnya sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks atau umum.
Comments
Post a Comment