Lirik Pengemis



** Untuk Para Pengemis yang sedang terlelap di kolong jembatan **

Betapa Allah menjadikan semua bernilai,
semua yang ada bahkan suatu hal yang menurut sebagian orang tidak berharga
akan lebih tampil beda dan bermanfaat dan menjadikan
dirinya lebih bisa bertahan hidup dan menjadi pribadi yang sebenarnya, Coba lihat
para pengemis, perhatikan baju yang mereka kenakan, adakah ia rapi seperti kita ? Harum dan memakai handbody setiap kali mau keluar rumah ?
Tidak, tidak ..
Mereka tidak memaki apa apa kecuali baju yang sudah lusuh dan kotor, ukuran baju yang seperti itu untuk kalangan kita tidak cocok bahkan terkesan jorok dan kolot,
tapi tidak dengan mereka, baju yang pas pasan justru menjadikan dirinya lebih PD untuk tetap bisa menyambung hidup dengan ke adaannya yang serba kekurangan.


Jika mereka mengais banyak makanan dari sisa para penjual dipasaran,  orang - orang besar lupa akan nasib mereka, bahkan mereka mengusirnya dan memalingkan muka untuk tidak bertemu mereka lagi.

Ya Allah ..
Hidup tidak selalu bermula dari waah ...
Juga keberuntungan tidak pernah merembuk, mereka dilahirkan dari sebulir keringat dan sepilu perjuangan menuju titik kepuasan.
Orang - Orang besar lupa akan perjuangan itu, mereka lebih memfokuskan dengan apa yang ada, bukan apa yang membuat dia menjadi berbeda dengan gemilang kekayaanya. Orang - orang seperti itu adalah orang yang dimurkai Allah, ibarat kacang lupa sama kulitnya, ibarat orang lupa terhadap awal mula nasibnya ..

Ya Allah ..
Andai Saja hidup selalu bertegur sapa,
saling mengingatkan antara satu sama lain, saling membantu antar yang lemah dan sikaya, Subahanallah .. Betap harmonisnya kehidupan, betapa indahnya sebuah kekeluargaan dengan mufakat kebersamaan hidup atas dasar saling membantu. Namun, selaraskah kenyataan yang kita saksikan dengan mimpi Allah pada ummatnya ?
Benarkah apa yang mereka lakukan, dan pantaskah mereka   sebagai pemimpin hidup yang selanjutnya ?


Tak ada yang lebih baik kecuali introspeksi,
dan tidak ada kepantasan kecuali menyadari, Perlu pembenahan, pembinaan, dan pendidikan hati untuk menyadarkan mereka dari ganasnya virus hidup yang menimpa mereka ..


Pernah berfikir tidak mengenai nasib ,mereka yang di kolom jembatan, menahan dingin dan lapar, belum lagi alas kardus kotor serta nyamuk tak bertuan yang sesekali hujan, semuanya menjadi runtuh dan berantakan,
belum lagi keluarga si misikin, tidak ada bosan - Bosanya membujuk dan membuai putrinya yang selalu mintak mainan dan baju baru setiap malam, padahal dari usaha yang mereka geluti saban hari hanya cukup untuk membeli satu bungkus nasi untuk 3 orang saja, kapan mereka bisa kembali tertawa dan tersenyum kembali dengan keberadaanya yang lumayan tercukupi ?
Kapan mereka bisa berdasi dan berseragam seperti anak2 yang lainya bersekolah ?
Mereka hanya menitip mimpi di sela - sela ejekan anak - anak yang berlalu lalang di hadapanya, jika mereka berlari - lari dalam keadaan bersih menuju sekolah, sedang mereka para pengemis kecil berlari - lari dengan alat musik sederhana yang dipeganginya, mereka tidak mengenal hujan, kota besar, bahaya yang mengancam, jika suatu waktu kecelakaan menimpanya ..


Ya Allah ..
Betapapun banyak harta yang kita punya,
betapapun banyak berlian yang kita simpan, namun disamping kanan kiri kita kelaparan, maka kalian adalah jiwa jiwa yang murka.

Mimpi Si pengamen kecil.
Ya Allah ..
Jika usia dan usahaku tergenapi dengan kekuasanMu mengambilku, Tolong bahagiakan orang tuaku di hadapanMu,
beri mereka ketenangan hidup di syurgaMu,
Beri mereka tempat yang lapang dan jangan kau kejamkan siksanya, sebab aku hidup untuk mereka, uku bertahan untuk kebahagian mereka, tapi karena kau mempunya mimpi dan rencana lain dibalik pulangya mereka, aku pasrahkan segalanya padaMu ya Allah ..


Edisi Inspiratif(Status ini terinspirasi saat saya melihat seorang pengemis yang tidur terlelap di bawah kolong jembatan)

Comments

Popular posts from this blog

Narasi Perpisahan

NASKAH TEKS MC HIBURAN SDI PELITA HATI