PENTINGNYA PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI DI INDONESIA






  
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapat perhatian khusus karena saat  inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan, yaitu kesiapan mental dan emosional anak saat memasuki sekolah dasar.
Anak mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia nol sampai enam tahun. Oleh sebab itu asupan nutrisi yang cukup juga harus diperhatikan. Para ahli neurologi meyakini sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia terjadi pada usia empat tahun, 80% terjadi ketika usia delapan tahun, dan 100% ketika anak mencapai usia 8-18 tahun. Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi.
Bagi yang memiliki anak, tentu tidak ingin melewatkan masa keemasan ini. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi, perkembangan kualitas anak usia dini disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan juga dipengaruhi faktor kesehatan, gizi, dan psikososial yang diperoleh dari lingkungannya. Maka, faktor lingkungan harus direkayasa semaksimal mungkin agar kekurangan yang ditimbulkan faktor bawaan tersebut bisa diminimalisir.
Dalam tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat dan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan yang memuat berbagai kemampuan dan potensi. Nutrisi bagi perkembangan anak merupakan faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Setidaknya terdapat enam aspek yang harus diperhatikan terkait dengan perkembangan anak antara lain:
  1. Perkembangan fisik: hal ini terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan tubuh.
  2. Perkembangan sensorik: berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan panca indra dalam mengumpulkan informasi.
  3. Perkembangan komunikasi dan bahasa: terkait dengan kemampuan menangkap rangsangan visual dan suara serta meresponnya, terutama berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pikiran dan perasaan.
  4. Perkembangan kognitif: berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan bertindak.
  5. Perkembangan emosional: berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi dan kondisi tertentu.
  6. Perkembangan sosial: berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan sosial.
Para orang tua juga dituntut untuk memahami fase-fase pertumbuhan anak. Fase pertama, mulai pada usia 0-1 tahun. Anak diusia ini merupakan suatu mahkluk yang tertutup dan egosentris. Ia mempunyai dunia sendiri yang berpusat pada dirinya sendiri. Dalam fase ini, anak mengalami pertumbuhan pada semua bagian tubuhnya. Ia mulai berlatih mengenal dunia sekitarnya dengan berbagai macam gerakan. Anak mulai dapat memegang dan menjangkau benda-benda disekitarnya. Ini berarti bahwa sudah mulai ada hubungan antara dirinya dan dunia luar yang terjadi pada pertengahan tahun pertama (± 6 bulan). Pada akhir fase ini terdapat dua hal yang penting yaitu: anak belajar berjalan dan mulai belajar berbicara.
Fase kedua, terjadi pada usia 2-4 tahun ditandai dengan anak semakin tertarik kepada dunia luar terutama dengan berbagai macam permainan dan bahasa. Dunia sekitarnya dipandang dan diberi corak menurut keadaan dan sifat-sifat dirinya. Disinilah mulai timbul kesadaran akan "akunya". Anak berubah menjadi pemberontak dan semua harus tunduk kepada keinginannya.
Fase ketiga, terjadi pada usia 5-8 tahun. Pada fase pertama dan kedua, anak masih bersifat sangat subjektif namun pada fase ketiga ini anak mulai dapat melihat sekelilingnya dengan lebih objektif. Semangat bermain berkembang menjadi semangat bekerja. Timbul kesadaran kerja dan rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya. Rasa sosial juga mulai tumbuh. Ini berarti dalam hubungan sosialnya anak sudah dapat tunduk pada ketentuan-ketentuan disekitarnya. Mereka menginginkan ketentuan-ketentuan yang logis dan konkret. Pandangan dan keinginan akan realitas mulai timbul.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1  Mengapa pendidikan di Indonesia masih rendah?
1.2.2  Apakah perlu diadakan PAUD di Indonesia?
1.2.3  Bagaimana cara menjalankan PAUD di Indonesia?

1.3  Tujuan
Dalam makalah ini kami berusaha untuk menerangkan seberapa pentingnya pendidikan anak di usia dini. Sebab hal itu sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia yang masih terpuruk ini, supaya lebih berkembang. Dengan demikian kami berharap supaya para petinggi negara khususnya di bidang pendidikan, dapat mengupayakan agar terselenggaranya pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Dan bagi pembaca semoga dapat mengerti informasi yang kami sampaikan tentang pendidikan anak usia dini dalam makalah ini. Serta menanggapinya dengan tindakan yang positif dan mendukung.

BAB II
ISI


2.1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/ komunikasi, sosial. Selain itu, PAUD juga merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

2.2 Tujuan Diadakannya PAUD
“Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan yaitu kesiapan mental dan emosional anak memasuki sekolah dasar” (Widarso, 2008). Itulah yang mendasari tujuan diadakannya PAUD, yakni untuk memperlancar serta mempermudah anak untuk memasuki awal pendidikan. Sehingga anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan lebih mudah mengembangkan kecerdasannya.

2.3 Fungsi dari Pendidikan Anak Usia Dini
Fungsi PAUD adalah sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Olek karena itu PAUD penting sekali untuk diadakan, sebab pada usia anak-anak merupakan “masa emas” karena pada saat itu perkembangan otak manusia sangat cepat. Sehingga harus ada upaya pendidikan yang memadai pada masa tersebut.

2.4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia
Rendahnya mutu pendidikan masih disandang oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan karena pendidikan anak usia dini di Indonesia jumlahnya masih relatif sedikit. Endah Kuntariyati (2007) mengatakan “Itulah sebabnya pemerintah kini mulai menggalakkan PAUD di beberapa daerah”. Namun peran pemerintah saja tidak cukup, keluargalah yang merupakan sarana utama dan pertama guna melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini karena mengingat batasan PAUD adalah usia anak sejak lahir hingga enam tahun. Widarso (2008) mengatakan “Adapun beberapa peran yang  dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu sebagai pengamat, manajer, teman bermain dan pemimpin”. Selain peran pemerintah dan keluarga, peran masyarakat juga sangat mendukung.

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
-                 Dunia pendidikan di Indonesia masih terpuruk karena disebabkan oleh kurangnya pendidikan pada anak usia dini. Padahal pendidikan sejak dini sangat dibutuhkan bagi anak sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Karena perkembangan otak anak masih cepat bila dibandingkan dengan perkembangan otak manusia dewasa.
-                 Pendidikan Anak Usia Dini sangat perlu dijalankan di Indonesia demi kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
-                 Pendidikan Anak Usia Dini dapat dijalankan mulai dari lembaga yang paling dekat dengan anak, yakni keluarga. Sebab keluargalah yang sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak sejak kecil. Tentunya tidak hanya keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga pendidikan juga dapat berperan serta dalam mendidik anak sejak kecil.

3.2 Saran
Semoga pemerintahan dapat melaksankan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dengan baik, guna kemajuan perkembangan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN


-          Endah Kuntariyati. 2007. PAUD Menyongsong Kualitas Anak Masa Depan. Pendidikan Network,(Online), (http://re-searchengines.com/endah31-5-2.html, diakses 14 Oktober 2009).
-          James P. Pardede. 2007. Pentingnya Mendidik Anak Sejak Usia Dini. Multiply,(Online), (http://japarde.multiply.com/journal/item/45, diakses 7 Oktober 2009).
-          Widarso. 2008. Pendidikan Matematika pada Anak Usia Dini. Pendidikan Network,(Online), (http://re-searchengines.com/widarso0508.html, diakses 7 Oktober 2009).

Comments

Popular posts from this blog

PROGRAM KERJA MASJID BERSIH (PKMB) 2016

View